0

Asa Bunda

Selasa, 12 Februari 2013


Al Azhar“assalamu’alaikum warahmatullah”. Kutolehkan kepalaku kearah kiri, mengakhiri shalat isya’ secara berjamaah. Diikuti gerakan yang sama oleh makmum yang mengikuti dibelakangku. Hari ini menjadi hari pertama aku melakukan “ta’limul qur’an” kegiatan mengajar di desa sekitar pondok. Sebuah fasilitas yang di awali dengan TPA, dan di lanjutkan dengan kajian agama.

                Pengalaman yang baru saja mengisi lembaran hidupku terus berputar di otakku, bagaikan flim hitam puti demam pangung meringkus nyaliku  ketika berhadapan  dengan 30 orang bapak dan ibu. Detak jantngku terasa meningkat  beberapa kali, hampir  merontokkan  materi  yang telah aku persiapkan  sejak siang hari. Keringat bercucuran meleleh dari lubang pori-poriku, padahal malam cenderung dingin. Suaraku bagaikan tertahan di tengorokan,  walaupun hanya sekedar  memberikan salam  pembukaan. Gugup, namun aku tidak mungkin lagi untuk mundur, “harus maju!” batinku berteriak mencoba mengusir rasa takut.

                Sekitar 30 menit aku menyampaikan materi, tanpa ada kendala yang berarti, meskipun jantung ini  dag dig dug tak beraturan, namun dapat berangsur  tenang  rasa gugup yang kurasakan di awal larut oleh suasana. akan tetapi rasa canggung kembali lagi, ketika ada seorang ibu yang mengangkat tangannya, di susul pertanyaan yang belum aku bisa menjawabnya “yah pengalaman pertama” hatiku menghibur. Belum reda rasa canggung karena sebuah pertanyaan rasa gugup ini mengantikan. Seusai iqomah ,salah seorang warga memerintahku mengimami mereka. Bagiku imam adalah sebuah posisi yang sangat sakral, tidak sembarang orang  menempati posisi itu. Terlebih diriku yang minim ilmu agama .

Kuberanikan diri melangkah kedepan menghadap kemakmum yang rata-rata jauh di atas ku.  Ku rapikan ittiba’ kepada rosulullah, dan “Allhu akbar” suara takbiratul ikhram mengawali ibadah kami. Keheningan membungkus suasana, kami larut dalam kekhusyu’an menyelami makna ayat suci Al-Qur’an, hingga kuucapkan, mengakhiri ibadah pada malam itu. Bersambung...

0 Responses to "Asa Bunda"

Slider(Do not Edit Here!)